Jakarta, - Info mistis kembali membisingkan warganet. Kali ini seseorang netizen dengan akun TikTok @agkauy, membincangkan pengalaman teman sekolahnya yang menjadi tumbal pesugihan keluarganya sendiri.
Menurut pengakuannya, penyakit mencemaskan itu termakbul pada 2012 lalu. Temannya yang lagi sila di bangku kelas 3 SMP selaku Sontak memicing Aspek. Sebelum ajalnya, temannya sempat jatuh sakit tepat di hari ulang tahunnya. Sejak itu, temannya tidak selesei masuk sekolah lagi.
Sang netizen bersama Rekan-rekan yang lain ingin menjenguk namun senantiasa dihalang-halangi keluarganya, dengan alasan penyakitnya berbahaya dan menular.
" Sejak sata itu pula setiap malam hari temanku sering berteriak kesakitan dan menyatakan kata 'panas..panas..' serta menawar ingin mati aja," katanya.
Lingkungan Jasad Mengenaskan
Hingga 40 hari usai hari ulang tahunnya, temannya terselip tutup mata Bidang. Warga selanjutnya membuatkan takziah dan terkejut mengecek suasana jenazah dalam suasana kurus, kering, dan kulitnya menghitam.
Sebelum kematiannya ini, raka kandungnya merem jurusan saat lagi bersila di bangku kelas 3 SMP dan kecuali dirawat di rumah saja.
Ia Membicarakan, marga temannya tersimpul memang tergolong berada raya dengan situasi perkara mereka yang biasa saja, ialah kecuali memiliki toko kelontong kecil di depan rumah. Meski kecuali jualan di rumah, bentuk hidup bangsa itu tergolong mewah dan tidak masuk akal.
" Sangat aneh jika setiap hari mereka membeli buah, daging dan makanan yang amat berlebihan. tertebar pengumuman bahwa makanan itu mereka gunakan untuk sesaji dan pesugihan," katanya.
Angkat Anak dan Mengejapkan mata Juga
Sejak masalah meninggalnya teman sekelasnya, suku tertera didapati menobatkan seseorang anak pada 2014. Selanjutnya pada 2018, saat anak bersila di bangku kelas 3 SMP, ia meninggal.
" Entah ini bertepatan atau tidak, namun hingga saat ini, cerita ini tinggal membuatku merinding," katanya.
Tunduk Adu Kesaktian, Dukun Bakul Pesugihan Ungkap Indikasi Pemilik Tuyul
Gus Idris Al Marbawi menggerebek satu orang dukun yang mencopot praktik penjualan tuyul di negara Malang, Jawa Timur. Dalam penggerebekan malam Jumat itu, Gus Idris mengorek separuh petunjuk dari dukun bernama Mbah Joyo tersebut.
Sang dukun mengungkai praktik dalam suatu Ruang. Pada sudut kamar konkret meja yang penuh dengan sesajen dan apel ritual. Meja itu berlapis tekstil putih.
Di atasnya kasatmata serakan bunga. Ada kendi, keris, dan sebotol kecil minyak wangi. Nyata pula dua patung anak-anak dalam situs merangkak. Tidak cuma itu, visual pula piring berbobot darah.
" Ini untuk mengasih makan," kata Mbah Joyo. Darah itu diambil dari bangsa pemilik tuyul yang dikorbankan. Jika tumbal.
Mbah Joyo mengaku jual tuyul dengan berbagai rupa Bayaran, terkait kemampuan. Tapi Pukul rata dia membanderol satu tuyul dengan bayaran Rp10 juta.
" Sepuluh juta saja," kata Mbah Joyo.
Menurut dukun berumur 60 tahun itu, kliennya datang dari berbagai latar. Orang-orang itu datang dari berbagai agama.
" Semua (agama) ada," ucap dukun yang mengutip kerudung lurik itu.
Dalam ajal itu, Mbah Joyo serta mengekspos ciri-ciri pemilik tuyul. Menurut dia, pemilik tuyul senantiasa memakzulkan tangannya di belakang punggung.
" Gelagatnya gini, tangannya dibondo di belakang, digendong," kata Mbah Joyo sambil mempraktikkan.
Rumah pemilik tuyul serta bisa diamati. Menurut Mbah Joyo, gerbang rumah pemilik tuyul senantiasa tertutup.
" Rumahnya Bawah tanah, gelap," kata dia.
Terkecuali itu, pemilik tuyul membuatkan area khusus untuk ritual. " Tidak boleh dimasuki orang lain."
Dukun pemilik sepuluh tuyul itu menyatakan ada cara agar uang kita tidak diambil oleh tuyul. Menurut dia, ada jumlahnya benda yang bisa diletakkan di tempat pencadangan uang agar tak diambil tuyul
" Diberi kaca pengilon (cermin) atau yuyu," kata Mbah Joyo.
Tidak cuma itu, tuyul serta tidak bakal menyita uang yang dikasih rambut. " Kasih rambut agar uangnya tidak diambil tuyul."
Dalam penggerebekan itu, Gus Idris memerkarakan Mbah Joyo bertobat. Sebab, profesi bila dukun bakul tuyul adalah ulah Penyekutuan. Tidak hanya itu serta membebankan orang lain.
Namun, Mbah Joyo menolak untuk bertobat. Sebab, hanya itu pekerjaannya. Dia ingin tetap menjalani profesi itu karena yang menanggung risiko adalah pemilik tuyul.
Murid Gus Idris pun kemudian berduel melawan sang dukun, tapi kalah. Gus Idris akhirnya membaca sholawat yang membuat Mbah Joyo merasa kepanasan.
" Panas, panas, panas," kata Mbah Joyo sambil menutup telinganya.
Setelah menjalani 'adu kesaktian, akhirnya Mbah Joyo bisa dikalahkan. Dia akhirnya bertobat, membaca Syahadat dengan dibimbing Gus Idris.
Mbah Joyo akhirnya berjanji dan bersumpah tidak akan mengulangi praktik menjual tuyul. Sementara, perlengkapan ritualnya diambil oleh Gus Idris.
Post a Comment